Kenali.co.id Jakarta – Anggota DPR RI asal daerah pemilihan Sumatera Barat I, Andre Rosiade memfasilitasi ruislag atau tukar guling lahan komplek GOR Haji Agus Salim antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Bank Negara Indonesia (BNI). Proses ruislag dilakukan melalui pertemuan luring dan daring yang digelar di Jakarta pada hari Kamis kemarin. Sebelumnya, lahan ini mangkrak selama 38 tahun karena proses tukar gulingnya tak kunjung selesai.
Untuk mempercepat proses tersebut, Andre turut memboyong Kadispora Sumbar Deddy Diantolani, Kepala Biro Hukum Sekretariat Provinsi Sumbar Ezeddin Zain dan Kabag Pengelola Aset Provinsi Sumbar, bertemu Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir yang didampingi GM Legal, GM Asset, GM Jaringan, dan GM Audit BNI Pusat.
Pertemuan itu juga diikuti Pimpinan BNI Wilayah 02 Padang yang membawahi area Sumbar, Riau, Kepri, Kerinci, dan Sungai Penuh Jambi, Faizal Arief Setiawan.
“Kami selaku anggota DPR RI yang mewakili Provinsi Sumatera Barat, sesuai komunikasi kami dengan Gubernur Sumbar Bapak Mahyeldi, bahwa kita semua ingin menyelesaikan persoalan ruislag tanah GOR Haji Agus Salim yang hingga saat ini masih menjadi milik BNI,” ujar Andre dalam keterangan tertulis, Jumat (21/1/2022).
Dalam kesempatan itu, Andre mendorong agar dibentuk tim kecil yang berisi perwakilan Pemprov Sumbar dan perwakilan BNI untuk membicarakan hal-hal teknis persoalan tukar guling lahan yang belum selesai sejak tahun 1983 itu.
“Kalau nanti misal harus ada izin dari DPRD Provinsi Sumbar, saya akan bantu untuk mendapatkan izin. Sebab anggota DPRD Provinsi Sumbar terbanyak berasal dari Fraksi Gerindra. Ketua DPRD nya juga dari Gerindra, walaupun Gubernurnya bukan,” tuturnya.
“Tapi itulah komitmen Gerindra, sebagaimana arahan Pak Prabowo, kita kolaborasi. Seperti Pak Prabowo dan Jokowi, saya juga bantu Pak Mahyeldi. Itu komitmen kami, itu contoh yang baik bagi bangsa,” tambahnya.
Ia pun menegaskan setiap pihak harus bekerja sama dalam membangun bangsa. Jangan sampai kontestasi politik menyisakan kebencian dan menimbulkan perpecahan.
“Boleh beda pilihan tapi setelah kontestasi usai kita harus sama-sama bangun bangsa. Jangan sampai kompetisi sudah selesai tapi masih menyebar kebencian, masih menyebar berita bohong,” pungkasnya. (Ghani/Kenali.co.id)