Bupati Fadhil Arief Pimpin Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi 2025

KENALI.CO.ID

Batang Hari – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, Jambi, menggelar Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi banjir menyusul tingginya intensitas hujan dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah wilayah di kabupaten tersebut telah dilanda banjir, memicu pemerintah untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief, menyatakan bahwa beberapa daerah di Batanghari sudah mengalami banjir. Oleh karena itu, pemerintah setempat telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi potensi kenaikan air lebih lanjut.

“Kami dari pemerintah sudah siap siaga untuk wilayah-wilayah yang terendam banjir. Kami akan terus memantau situasi dan bersiap jika banjir mengalami kenaikan lagi,” ujar Fadhil di Muara Bulian, Rabu.

Menurut catatan Pemkab Batanghari, wilayah yang terdampak banjir saat ini merupakan daerah resapan air. Fadhil menegaskan bahwa aparatur pemerintah siap melayani masyarakat, terutama dalam penanganan bencana banjir. “Masyarakat Batanghari sebenarnya sudah cukup siap menghadapi banjir. Namun, kami tetap harus mengantisipasi kemungkinan gelombang banjir kedua setelah air surut,” jelasnya.

Ia juga meminta instansi terkait untuk memastikan kesiapan alat dan peralatan penanggulangan banjir. Langkah ini diambil untuk meminimalisir dampak yang lebih besar jika banjir kembali melanda.

Di sisi lain, banjir juga telah memengaruhi aktivitas pendidikan di Batanghari. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PDK) Kabupaten Batanghari, Naswin, melaporkan bahwa 30 sekolah di wilayah tersebut terendam banjir akibat curah hujan tinggi.

“Kami telah mengirimkan surat edaran kepada 30 kepala sekolah untuk mengimbau siswa-siswi agar berhati-hati dalam kondisi banjir,” kata Naswin.

Sekolah yang terdampak banjir terbagi dalam dua kategori. Pertama, sekolah yang akses jalannya terendam air dengan ketinggian sekitar satu meter. Kedua, sekolah yang bangunannya terendam air. Untuk sekolah yang terendam, proses pembelajaran dialihkan ke rumah dengan sistem daring yang dipantau oleh orang tua masing-masing.

Baca Juga :  Pjs. Bupati Batanghari Lantik PAW Anggota BPD Rantau Puri

“Memaksakan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terendam banjir dapat membahayakan keselamatan peserta didik,” tegas Naswin.

Ketiga puluh sekolah tersebut tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Muara Bulian, Muara Tembesi, Batin XXIV, Mersam, Maro Sebo Ulu (MSU), Pemayung, dan Bajubang. Pihak Dinas Pendidikan terus memantau kondisi sekolah-sekolah tersebut untuk memastikan keselamatan siswa dan guru.

Tinggalkan Balasan