Cerita Pilu Penumpang SJ182, Ada Pengantin Baru, Ada Juga Sekeluarga dengan 3 Anak

Kenali.co.id.Salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu adalah mantan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 2015-2017 Mulyadi P Tamsir. Ternyata, Mulyadi adalah pengantin baru.

 

Ketua Badan Pemenang Pemilu (Bapilu) DPP Partai Hanura itu belum lama melepas masa lajangnya. Dia menikahi Makrufatul Yeti Srianingsih, pada 22 November 2020. Resepsi pernikahannya digelar di Hotel Mercure, Pontianak, Kalimantan Barat. Keduanya sama-sama berasal dari wilayah itu.

 

“Usai menikah, Mulyadi dan istrinya tinggal di Jakarta. Selama ini kan aktif sebagai Ketua Bapilu DPP Partai Hanura. Sehingga waktunya banyak di Jakarta,” ujar Aep Mulyanto, salah satu orang dekat Mulyadi di Pontianak kepada FIN, Sabtu (9/1) malam.

 

Namun, dia tidak mengetahui pasti agenda kepulangan Mulyadi bersama istri dan ibu mertuanya, Khasanah ke Pontianak. Dari manifest penerbangan, diketahui ketiga duduk berdampingan. Sang istri kursi 12A, Mulyadi 12B. Sedangkan Khasanah 12C.

 

“Pihak keluarga masih menunggu informasi lebih lanjut. Kita semua tahu bahwa kecelakaan pesawat itu sudah banyak diberitakan. Nama-nama penumpang juga sudah diketahui. Rencananya, mereka akan pulang ke rumah istri Pak Mulyadi di Jl Lamtoro Indah Gang Lamtoro 3, Pontianak. Manusia boleh berencana, tetapi Allah SWT mentakdirkan lain,” pungkas Aep.

Istri dan 3 Anak

Yaman Zai histeris, dia menangis sesenggukan sembari sesekali menatap layar smartphone yang tertera foto anaknya.

Yaman Zai adalah keluarga korban pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (1/9) sore.

Pria asal Pulai Nias ini bekerja di Pontianak. Rencananya, Istri dan tiga anaknya akan berlibur di Pontianak tempat dia bekerja. Naas, Sriwijaya Air yang ditumpangi Istri dan anak-anaknya, dikabarkan hilang kontak setelah 4 menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta.

Baca Juga :  Tingkatkan Produksi, KKP dan DPR Dorong Perikanan Budidaya Air Tawar di Subang

 

“Istri saya, lalu tiga anak saya jadi penumpang. Saya itu bekerja setahun lebih di sini, mereka mau kesini mau liburan,” ungkapnya kepada wartawan di Bandara Supadio, sembari menangis.

 

Bahkan, dia mengatakan, ada anaknya baru lahir beberapa bulan yang ikut dalam penerbangan itu. Dia mengatakan, terakhir kali menghubungi istrinya sekitar pukul 13.00 WIB.

“Saat itu Istri saya bilang mereka sudah berada di dalam pesawat,” ujar dia.

 

Sriwijaya Air hilang kontak dalam penerbangan Jakarta menuju Pontianak pada Sabtu (1/9). Pesawat boeing 737-500 PK-CLC itu membawa sebanyak 59 penumpang. Dari jumlah penumpang tersebut, sebanyak 53 penumpang dewasa, lima anak, dan satu bayi.

 

Sriwijaya Air terbang dengan ketinggiam 10.900 kaki. Ketinggian terakhir yang tercatat di 250 kaki lalu menghilang dari peredaran.

 

“Inilah yang kami ketahui tentang penerbangan Sriwijaya Air # SJ182 berdasarkan data ADS-B. Rute: Jakarta ke Pontianak. Tanda Panggilan: SJY182. Pesawat: Boeing 737-500, PK-CLC.Lepas landas: 07:36 UTC. Ketinggian tertinggi: 10.900 kaki. Ketinggian terakhir: 250 kaki. Sinyal hilang: 07:40 UTC,” demikian catatan Flight Radar.(*)

 

sumber: fajar.com.ji.com

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *