Desa Huta Tinggi Samosir, Destinasi Wisata Dekat Danau Toba yang Identik dengan Kerbau

Kenali.co.id, MEDAN – Destinasi wisata Danau Toba , Sumatera Utara, dikelilingi sejumlah tempat yang kian menegaskan keberadaannya sebagai spot menarik untuk pelesiran. Salah satu obyek wisata yang berada di sekitar area danau terbesar di Indonesia itu adalah Desa Huta Tinggi Samosir.

Desa Huta Tinggi Samosir termasuk ke dalam Geosite UNESCO Global Geopark serta menyimpan beragam potensi pariwisata dan ekonomi kreatif. Desa ini identik dengan kerbau, yang menjadi salah satu ciri khasnya. Maka tak heran, ketika berkunjung ke sana, kita akan menjumpai kerbau di seluruh penjuru desa.

Lantas, apa saja potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdapat di Desa Huta Tinggi Samosir? Berikut ulasannya.

Wisata Dekat Danau Toba yang Identik dengan Kerbau

Desa Wisata Huta Tinggi dapat dijangkau menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Ajibata ke Ambarita selama kurang lebih 40 menit, lalu dilanjutkan dengan jalur darat kurang lebih satu jam.

Apabila berkunjung ke desa yang memiliki luas 1.200 hektare ini, Anda akan disuguhi pemandangan berupa hamparan perbukitan hijau serta panorama Danau Toba yang sangat cantik dengan kerbau yang berlalu-lalang di kawasan desa, sehingga suasana pedesaan yang asri nan sejuk dapat dirasakan.

Desa ini juga berhadapan langsung dengan Gunung Pusuk Buhit yang dianggap sakral oleh suku Batak sampai sekarang.

Lalu, seperti telah disebutkan sebelumnya, Desa Huta Tinggi Samosir identik dengan kerbau. Banyaknya kerbau yang ada di wilayah desa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat.

Biasanya kerbau betina dimanfaatkan untuk paket wisata edukasi, yaitu memerah susu kerbau. Susu tersebut lalu diolah menjadi dali ni horbo atau keju Batak. Sementara kerbau jantan difungsikan sebagai alat transportasi tradisional yang bisa digunakan oleh wisatawan dengan menungganginya.

Baca Juga :  Habis CFD-an di Jl Sudirman, Bisa Nongkrong-Hunting Foto, bahkan Mandi di Sini

Aktivitas tersebut menjadi daya tarik pariwisata karena sangat diminati oleh wisatawan mancanegara, khususnya wisman asal Jepang yang banyak mengunjungi Desa Huta Tinggi Samosir.

Kaya Potensi Wisata Seni Budaya dan Kuliner

Selain potensi panorama alam Danau Toba dan identik dengan kerbau, Desa Wisata Huta Tinggi juga kaya akan seni dan budaya.

Salah satu perwujudannya adalah homestay yang menggunakan rumah adat khas Batak, yang mana dulu rumah-rumah ini sempat ditinggalkan, lalu dimanfaatkan oleh pengelola desa untuk dijadikan homestay sebagai tempat bernaung wisatawan yang berkunjung.

Rumah adat khas Batak itu disebut Rumah Bolon, yang terbuat dari kayu dengan corak ukiran di dinding bagian depan. Kusen pintu dibuat rendah, karena dalam budaya Batak desain pintu ini menunjukkan rasa hormat kepada pemilik rumah sebelum tamu masuk ke dalam.

Jumlah anak tangga yang ada di depan rumah juga menjadi tanda kedudukan atau kasta dari pemilik rumah. Apabila jumlah anak tangga ganjil, artinya pemilik rumah adalah orang terpandang di suku Batak.

Selain itu, ada juga sejumlah warisan seni dan budaya seperti tari Tor Tor Somba, tarian ucapan syukur menyembah kepada Tuhan yang biasanya dilakukan di acara-acara formal, termasuk untuk penyambutan. Tor Tor Somba menampilkan penari wanita yang diiringi oleh musik tradisional gondang.

Lalu ada juga Mossak, silat tradisional Batak yang menggambarkan persahabatan dan kekuatan. Mossak juga diiringi alat musik tradisional gondang.

Soal kuliner, tadi telah disebutkan bahwa Desa Wisata Huta Tinggi menjadi penghasil keju Batak. Selain itu, ada pula dekke naniura, makanan berbahan dasar ikan yang diolah tanpa menggunakan api. Dekke naniura lebih dikenal dengan sebutan Batak Sushi.

Baca Juga :  Ridwan Kamil Dinilai Mampu Tutupi Kelemahan Ganjar di Jabar

Selanjutnya ada roti ketawa, camilan khas Medan yang bentuknya mirip senyum karena ada belahan di bagian tengah. Makanan ini mirip dengan onde-onde, namun bertekstur keras dan tidak berisi. Lalu yang terakhir ada kerupuk bawang hingga tuak atau Batak wine.

Kunjungan Menparekraf Sandiaga Uno

Oleh karena sejumlah potensi pariwisata yang telah disebutkan di atas, tak heran Desa Huta Tinggi Sampsir berhasil masuk 50 besar desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

Menparekraf Sandiaga Uno mengaku sangat mendukung pengembangan wisata edukasi di Desa Wisata Huta Tinggi, Samosir. Sebagai salah satu bentuk dukungan, Sandiaga memberikan sepasang kerbau untuk dikembangkan oleh masyarakat dan pengelola desa wisata sebagai atraksi guna menarik minat kunjungan wisatawan.

“Desa ini identik dengan kerbau, namun belum memiliki kerbau. Maka per hari ini kita berikan sepasang kerbau sebagai bagian dari pengembangan wisata edukasi yaitu memerah susu kerbau. Kita beri nama Beauty dan Prince,” ujar Sandiaga, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (10/11/2021).

“Selain kerbau, juga ada kambing putih dan burung elang. Ini yang harus kita jaga sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark,” lanjutnya.

Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom turut hadir menemani kunjungan kerja Menparekraf. Ia mengucapkan terima kasih kepada Menparekraf yang bersedia datang ke Kabupaten Samosir, khususnya Desa Wisata Huta Tinggi dan memberikan bantuan berupa dua ekor kerbau.

“Semoga bantuan ini dapat diberdayakan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat dan juga semoga dengan kedatangan Pak Menparekraf, Huta Tinggi dapat kembali bergairah,” kata Gultom. (Anggie/kenali.co.id)