Kenali.co.id, Jambi-Perumda Tirta Mayang (TM) Kota Jambi mencatat sepanjang tahun 2020, perusahaan plat merah tersebut mengalami kerugian atau penurunan pendapatan hingga Rp14 miliar. Hal itu dikarenakan adanya pandemi Covid-19, yang berdampak pada tutupnya dunia usaha di Kota Jambi.
Menaggapi hal itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Jambi, Sutiono mengatakan bahwa pihaknya baru mendengar berita tersebut. “Kami baru dengar juga. Pertama kita ucapkan selamat dulu kepada direksi baru. Kami secepatnya akan memanggil direksi baru membahas persoalan ini,” kata Sutiono.
Kata dia, kerugian Rp14 miliar itu bersumber dari mana. “Apakah ada pencatatan yang salah, atau memang ada kebocoran atau ada masalah lain. Nanti kita bahas di komisi lah terkait itu,” ujarnya.
Sutiono mengatakan bahwa dirinya berharap banyak kepada direksi yang baru terpilih tersebut untuk membenahi pelayanan air minum di Kota Jambi.
“Patut bersyukur karena direksinya sudah ditetapkan. Yang jelas kami selaku wakil rakyat berharap segera bekerja, bekerja dan bekerja,” ujarnya.
Sutiono mengatakan banyak pekerjaan rumah yang menanti direksi baru tersebut. Diantaranya adalah mengenai kebocoran air yang selama ini masih tinggi nilainya yaitu di atas 40 persen. Selain itu ia juga meminta cakupan pelayanan harus bisa di atas 80 persen.
“Kami minta juga ada pemerataan. Jangan ada lagi pelanggan yang menerima air yang intensitas mengalirnya kecil, dan ada yang intensitasnya besar. Tingkat kebocoran juga kami ditekan bisa dibawah 30 persen. Jadi jangan hanya visi dan misi saja, tapi realisasinya juga harus jelas. Dan yang terpenting harus berkeadilan,” katanya.
Wali Kota Jambi, Syarif Fasha mengatakan bahwa kondisi keuangan Perumda Tirta Mayang masih sehat. “Saat ini kondisi keuangan sehat,” katanya.
Sementara sebelumnya, Direktur Administrasi dan Keuangan, Sahat Parulian mengatakan bahwa kerugian itu disebabkan oleh konsumsi air turun karena pelanggan hemat air. Selain itu, niaga juga turun pemakaiannya, dan hotel-hotel juga tidak pakai air.
“Meskipun ada relaksasi di bulan Juni untuk dunia usaha juga tak terlalu berpengaruh,” ujarnya.(*)