Kenali.co.id – Untuk kali pertama dalam 13 tahun terakhir, dua kategori gelar juara dunia Formula 1 sangat mungkin tidak akan menjadi milik tim yang sama.
Formula 1 sudah digelar dengan status kejuaraan dunia mulai 1950. Pada delapan musim awal, hanya trofi pembalap yang diperebutkan. Barulah sejak 1958, gelar konstruktor ikut dilombakan bersama trofi pembalap.
Dalam pelaksanaannya, gelar juara dunia pembalap dan konstruktor lebih sering direbut oleh tim yang sama. Sejarah mencatat, dalam 63 musim gelar pembalap dan konstruktor diperebutkan di Formula 1, 54 kali trofi kedua kategori itu berada dalam satu lemari sebuah tim.
Hanya sembilan kali terjadi, gelar pembalap dan konstruktor direbut oleh tim berbeda, yakni pada 1958, 1973, 1976, 1982, 1983, 1986, 1994, 1999, dan 2008.
Pada F1 2008, Lewis Hamilton berhasil memastikan gelar juara dunia pertamanya – dari total tujuh (lainnya: 2014, 2015, 2017-2020) – dan itu dilakukan bersama Tim McLaren.
Namun begitu, Scuderia Ferrari saat itu lebih kuat dengan Felipe Massa dan Kimi Raikkonen, juara dunia 2007. Massa sendiri akhirnya hanya kalah 1 poin dari Hamilton.
Saat itu, Massa dan Raikkonen berhasil merebut masing-masing delapan kemenangan dan pole position, dengan total 19 podium. Namun, seperti di kategori pembalap, ketika itu Ferrari baru bisa memastikan gelar juara dunia konstruktor pada balapan terakhir (18).
Setelah gelar pembalap dan konstruktor F1 terakhir terpisah pada 2008, tidak ada lagi hasil kejuaraan seperti itu hingga musim 2020 lalu.
Pada 2009, tim baru Brawn GP – yang dipimpin Ross Brawn (kini menjabat Managing Director sekaligus Direktur Teknis dan Motor Sports Formula One Group, promotor F1) – berhasil merebut gelar juara dunia pembalap lewat Jenson Button dan konstruktor.
Berikutnya, Red Bull Racing menyandingkan trofi pembalap dan konstruktor empat kali beruntun bersama Sebastian Vettel (kini pembalap Aston Martin) pada 2010 sampai 2013.
Sejak 2014 sampai musim lalu, Mercedes tidak tertandingi dengan menyapu bersih seluruh gelar selama tujuh tahun beruntun. Selain Hamilton, gelar pembalap Mercedes dalam kurun waktu tersebut juga direbut Nico Rosberg (2016).
Musim ini, peluang dua gelar di F1 tidak bisa direbut oleh satu tim, sangat mungkin terulang. Menjelang lima balapan tersisa, Max Verstappen (Red Bull Racing) unggul 12 poin atas Hamilton di peringkat kedua klasemen.
Kendati begitu, Mercedes sejauh ini menjadi konstruktor terbaik dengan memimpin klasemen dan sudah mengoleksi 23 poin lebih banyak daripada Red Bull di P2.
Untuk jumlah kemenangan, Red Bull sudah mengumpulkan sembilan (delapan di antaranya lewat Verstappen) berbanding enam milik Mercedes (lima dibuat Hamilton). Namun untuk total finis podiu, Mercedes empat lebih banyak daripada Red Bull (17).
Performa pembalap kedua dipastikan juga akan memengaruhi perolehan tim. Untuk sementara, Mercedes masih unggul karena Valtteri Bottas sudah mengoleksi sembilan (17,6% dari total tim) – termasuk satu kemenangan – dari total finis podium mereka.
Bandingkan dengan Sergio Perez yang baru mengoleksi empat podium (7,8%) – termasuk satu kemenangan – untuk Red Bull.
Musim-musim Dua Gelar Formula 1 Tidak Dikuasai Satu Tim:
Musim | Juara Dunia Pembalap (Tim) | Juara Dunia Konstruktor |
1958 | Mike Hawthorn (Ferrari) | Vanwall |
1973 | Jackie Stewart (Tyrrell) | Lotus |
1976 | James Hunt (McLaren) | Ferrari |
1982 | Keke Rosberg (Williams) | Ferrari |
1983 | Nelson Piquet (Brabham) | Ferrari |
1986 | Alain Prost (McLaren) | Williams |
1994 | Michael Schumacher (Benetton) | Williams |
1999 | Mika Hakkinen (McLaren) | Ferrari |
2008 | Lewis Hamilton (McLaren) | Ferrari |
(Naufal/Kenali.co.id)