KENALI.CO.ID, Jambi– Aktivitas pengangkutan batu bara melalui jalur air kembali menimbulkan masalah serius. Salah satu kapal tongkang yang mengangkut batu bara menabrak Jembatan Aurduri I pada Senin siang, sekitar pukul 12.30 WIB.
Insiden ini mengakibatkan besi penyangga jembatan patah dan tenggelam ke dalam Sungai Batanghari.
Berdasarkan informasi di lapangan, kapal tongkang yang terlibat menabrak jembatan adalah jenis MJS 2001, namun hingga kini pemilik kapal tersebut belum diketahui. Selain itu, pasca insiden, keberadaan kapal tongkang tersebut belum jelas, begitu pula dengan langkah hukum yang akan di ambil.
Ahmad Zulkifli, Ketua RT 04 Kelurahan Teluk Kenali, mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap pemilik kapal tongkang. Ia menekankan pentingnya pemberian sanksi denda dan perbaikan segera terhadap kerusakan jembatan.
“Saya sebagai tokoh masyarakat, tolong ini di tindak tegas. Siapapun yang menabrak harus di denda dan harus mengganti jembatan ini kembali seperti semula,”katanya.
“Saya lihat itu sering di tabrak tetapi hanya di perbaiki saja, tidak pernah di ganti dan di denda. Selama saya di sini sering ini di tabrak, cuman yang paling parah yang ini. Kejadian ini siang hari, bayangkan kalau malam,” tegas Zulkifli.
Menurut Zulkifli, insiden kapal tongkang menabrak jembatan bukanlah hal yang baru terjadi. Namun, kali ini dampaknya lebih parah karena besi penyangga jembatan sampai patah dan tenggelam.
Sejarah Jembatan Aurduri I
Jembatan Aurduri I di bangun pada tahun 1982 dan di resmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 19 Oktober 1989. Pada 19 Oktober 2024 nanti, jembatan ini akan berusia 35 tahun sejak di resmikan penggunaannya.
Jembatan yang melintasi Sungai Batanghari ini memiliki panjang sekitar 504 meter dengan lebar sekitar 9 meter, termasuk trotoarnya.
Menjadi bagian integral dalam sistem transportasi regional, jembatan ini memainkan peran penting dalam menghubungkan Kota Jambi dengan berbagai kota besar lainnya seperti Pekanbaru, Medan, dan Aceh.
Sungai Batanghari, yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera, membentang sekitar 800 kilometer dari Provinsi Sumatera Barat hingga Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.
Jembatan Aurduri I menjadi simbol penting dalam pelayanan infrastruktur di wilayah ini, memfasilitasi lalu lintas kendaraan dan aktivitas ekonomi sehari-hari.
Jembatan ini di bangun di masa jabatan Gubernur Jambi, Masychun Sofwan, SH, dengan desain yang mempertimbangkan kebutuhan transportasi masa depan.
Selain membentang sepanjang Sungai Batanghari, Jembatan Aurduri I juga membuka akses yang memudahkan pergerakan penduduk dan barang dari dan ke wilayah sekitarnya.