KENALI.CO.ID, JAMBI-Bertambahnya kasus HIV di kota Jambi terus menjadi sorotan publik. Yang menjadi perhatian masyarakat adalah adanya pergeseran penularan penyakit tersebut.
Data dari dinas kesehatan menyebutkan bahwa pada semester 1-2024, penularan terbanyak terjadi pada lelaki seks dengan lelaki (LSL).
Pergeseran pola penularan tersebut dibenarkan oleh Ketua Yayasan Kanti Sehati, David Chandra Harwindo.
Dalam wawancara eksklusif bersama JambiOne.com pada Rabu (11/9/2024), David membeberkan banyak hal dan mengungkap fakta mengejutkan seputar HIV di Kota Jambi dan Provinsi Jambi.
Sebelumnya kata David, penularan HIV banyak terjadi pada orang yang memakai narkoba suntik. Itu sekitar tahun 2016 ke atas, lalu hubungan seks bebas tanpa kondom.
“Sekarang ini banyak dari hubungan seks lelaki dengan lelaki (LSL),” katanya.
Berdasarkan catatannya, sepanjang Desember hingga pertengahan 2024 (Semester 1), pihaknya sudah menjangkau 1.800 komunitas LSL di Kota Jambi. Dari jumlah itu, setengahnya dilakukan tes .
“Artinya di Kota Jambi dan daerah lain (Kab/Kota) di Provinsi Jambi banyak. Tapi jangkauan kami baru di Kota Jambi saja,” ujarnya.
Kata Chandra, bahkan pihaknya menemukan hal yang di luar dugaan, pernah ditemukan kasus di lingkungan pondok pesantren.
“Sebenarnya ini semacam buah simalakama, tapi demi kebaikan saya harus sebutkan meskipun pahit,” jelasnya.
Fakta lain dia bahkan mengungkapkan adanya satu aplikasi yang digunakan oleh komunitas LSL tersebut.
“Ada beberapa aplikasi yang isinya itu komunitas itu semua. Tapi justru itu memudahkan kami untuk menjangkau mereka. Mereka ada yang remaja, dan sudah punya anak. Temuan kami ada remaja 16 – 17 positif HIV. Artinya kalau di umur segitu dia sudah positif, maka 3 – 5 tahun ke belakang dia sudah melakukan itu,” jelas Chandra.
Fakta lain dia bahkan mengungkapkan adanya satu aplikasi yang digunakan oleh komunitas LSL tersebut.
Perlu diketahui kata Chandra, wabah LSL ini bukan hanya di Kota Jambi saja, tapi sudah menyebar di seluruh Kab/Kota di Provinsi Jambi.
“Bahkan ada satu kampung di Jambi yang rata-rata atau mayoritas isinya itu. Saya tidak sebut semua, tapi rata-rata,” ungkapnya.
Dia mengatakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan orientasi seksual tersebut.
Pertama kata Chandra, mudahnya akses media sosial saat ini memicu anak-anak muda untuk mencoba hal baru.
Termasuk penyimpangan orientasi sosial tersebut. Kedua, mereka awalnya adalah korban pelecehan.
“Berdasarkan asesmen kami, ada yang awalnya korban,” katanya.
Faktor ketiga, memang terjadi penyimpangan orientasi seksual serta kurangnya pemahaman keagamaan.
“Masalah ini sebenarnya sangat kompleks. Oleh karena itu tidak bisa hanya dijalankan oleh satu instansi. Tapi semua instansi harus terlibat, mulai dari Kemenag/dinas pendidikan, kominfo yang lebih utama. Sekarang ini saya melihat masih berjalan sendiri-sendiri,” tegasnya.
Kata Chandra, dari Kanti Sehati saat ini hanya membantu para penderita untuk bisa hidup dengan motivasi yang tinggi dan tidak menularkan kepada yang lain.
HIV/AIDS memang menular, tapi dengan cara tertentu, sehingga bisa saja dicegah. Dan penderita, tidak serta merta langsung menemui ajal, namun mereka masih punya kesempatan hidup yang panjang, asalkan dirawat dengan baik oleh mekanisme klinis yang tepat.
“Kami hanya bisa melakukan pendampingan-pendampingan dari sisi isu sosial dan psikososial. Sekarang ini kami hanya mengandalkan dana dari hibah luar negeri (Global Found). Memang dana penanganan HIV ini minimalis sekali, karena memang sifatnya sosial. Makanya kami hanya bisa menjangkau Kota Jambi, daerah lain belum terjangkau dengan maksimal. Dengan terungkapnya kasus ini, mungkin bisa membuka mata pemangku kebijakan,” katanya.
Pihaknya juga mengaku siap jika pemerintah ingin menggandeng Yayasan Kanti Sehati untuk lebih banyak menjangkau komunitas LSL ini.
“Kami sudah memiliki tim yang sudah terlatih, tinggal jalan saja. Mereka sudah memahami bagaimana cara menjangkau dan menyikapi orang-orang yang positif HIV,” jelasnya.
Di akhir wawancara, dia mengingatkan adanya virus baru yaitu Virus Mpox atau sebelumnya dikenal dengan monkeypox, penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox atau berasal dari virus zoonosis, ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, penyakit ini dapat menular dari manusia ke manusia.
“Seksual sesama jenis jadi salah satu penyebab. Jangan sampai masuk ke Jambi,” jelasnya.
Chandra mengingatkan, LSL ini sudah merambah ke semua kalangan dan lintas profesi.
“Terakhir saya mau bilang bahwa LSL, suka sesama jenis ini bukan terjadi di kalangan remaja saja. Tapi ada yang sudah punya anak, dan lintas profesi. Mulai dari PNS ada, TNI/Polri, Satpol PP dan profesi lain juga ada. Oleh karena itu ayo sama-sama kita menuntaskan persoalan ini. Persoalan ini tidak bisa di atasi oleh satu instansi saja, tapi semua harus terlibat dan bergerak bersama,” pungkasnya.
kenali.co.id/zia