Kenali.co.id, Jambi – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) bersama Komisi IX DPR RI melakukan sosialisasi, advokasi dan KIE Program Bangga Kencana serta pencegahan stunting.
Kegiatan berlangsung di Swiss-Belhotel Jambi, Jumat (26/112021).
Kegiatan Sosialisasi, Advokasi dan KIE Program Bangga kencana bersama Mitra Kerja DPR RI Komisi IX Dapil Jambi dihdiri Ibu Hj. Saniatul Latifa, SE, MM, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN RI Ibu Safrina Salim, S. Km, M. Kes, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi Bapak Yudi Hendra Musrizal, S. IP, MA, dan Kepala Bidang Advokasi Penggerakkan dan Informasi Dinas PPKB Kota Jambi di Swiss-Belhotel Jambi, Jambi, (26/11/2021)
Dalam penyampaianya, Hj Saniatul Lativa mengatakan, negara selalu hadir terutama dalam urusan kependudukan dan keluarga berencana.
Namun, saat ini negara sedang gencar dalam proses pencegahan stunting sebagai upaya mewujudkan Indonesia sejahtera.
Pemerintah bersama stake holder berupaya memberikan pemahaman dan pendampingan pencegahan stunting khususnya di Jambi ini dan Komisi IX DPR RI mendukung penuh dalam rangka penurunan stunting di Indonesia.
Dikatakannya, upaya penanganan permasalahan stunting bisa dilakukan dengan dua cara.
Diantaranya, melakukan intervensi gizi spesifik yaitu dengan memberikan tablet tambahan darah (TTD) dan suplemen Vitamin A pada ibu hamil, promosi ASI eksklusif, pemberian MP-ASI, pemberian makanan tambahan dan imunisasi dasar.
Dan dengan melakukan intervensi gizi spesifik yaitu Intervensi gizi sensitif meliputi ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial, dan sebagainya, memiliki kontribusi sebesar 70%.
Sedangkan intervensi di sektor kesehatan sendiri hanya berkontribusi sebesar 30% dalam penanganan stunting.
Pada intinya saat ini Komisi IX DPR RI bersama BKKBN dan stakeholder senantiasa melakukan pencegahan stunting dengan melakukan integrasi program dan kemitraan dengan berbagai lintas sektor yang dalam hal melakukan upaya-upaya, seperti intervensi spesifik, intervensi sensitif, intervensi pendidikan, intervensi kesehatan dan intervensi sosial.
Safrina Salim juga menyampaikan, remaja atau generasi milenial harus diberikan pemahaman sejak dini terkait kesehatan produksi dan pemahaman stunting, sebelum memasuki usia siap nikah, remaja semestinya harus sudah memiliki bekal pemahaman dan kesiapan nikah.
Kesiapan nikah ini bukan hanya sekedar siap menikah saja melainkan kesiapan terkait hal-hal yang sifatnya fundamental baik fisik maupun psikis.