JAMBI  

Kesultanan Jambi: Tokoh-tokoh, Sejarah hingga Peninggalan

KENALI.CO.ID/ SEJARAH JAMBI – Provinsi Jambi atau juga dikenal dengan julukan Bumi Melayu. Julukan ini berkaitan dengan Kesultanan Jambi yang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Melayu Islam pada abad ke-17 hingga awal abad ke-20.
Berdirinya Kesultanan Jambi bersamaan dengan bangkitnya Islam di wilayah Jambi yang merupakan wilayah Kerajaan Melayu. Hal ini lah yang menjadi latar belakang julukan Bumi Melayu pada Provinsi Jambi.
Nah, bagi kalian yang masih ingin tahu tentang Kerajaan Melayu Islam ini telah detikSumbagsel rangkum tokoh-tokoh Kesultanan Jambi, berikut sejarah hingga peninggalannya.

Tokoh-tokoh Kesultanan Jambi
Dilansir dari laman Ensiklopedia Dunia Universitas STEKOM, berikut adalah nama-nama tokoh Kesultanan Jambi dari awal berdiri hingga dibubarkan Belanda :
• 1615-1630 : Pangeran Kedah (Sultan Abdul Kahar)
• 1630-1679 : Sultan Agung (Sultan Abdul Jalil, Pangeran Dipati Anom, Pangeran Ratu)
• 1679-1687 : Sultan Anom Ingalaga (Sultan Abdul Muhyi, Sultan Muhammad Syafi’i, Pangeran Anom, Pangeran Ratu, Raden Penulis)
• 1687-1719 : Sultan Kiai Gede (Raden Cakra Negara, Pangeran Dipati)
• 1691-1710 : Sultan Mochamad Syah (1696-1740) Sultan Sri Ingologo (1740-1770)
• 1719-1725 : Sultan Astra Ingalaga (Sultan Surya Ingalaga, Raden Astrawijaya, Panembahan Puspanegara)
• 1725-1726 : Sultan Muhammad Syah (Pangeran Suryanegara)
• 1727-1742 : Sultan Astra Ingalaga (Sultan Surya Ingalaga, Raden Astrawijaya, Panembahan Puspanegara)
• 1743-1770 : Sultan Ahmad Zainudding Anom Sri Ingalaga (Pangeran Sutawijaya)
• 1777-1790 : Sultan Mas’ud Badaruddin Ratu Sri Ingalaga
• 1805-1826 : Sultan Mahmud Muhyiuddin Agung Sri Ingalaga (Pangeran Wangsa, Raden Danting)
• 1827-1841 : Sultan Muhammad Fakhruddin Anom Sri Ingalaga (Pangeran Ratu Cakra Negara)
• 1841-1855 : Sultan Abdul Rahman Nasiruddin Ratu Anom Dilaga (Pangeran Ratu Martaningrat)
• 1855-1858 : Sultan Thaha Saifuddin Agung Sri Ingalaga (Pangeran Ratu Jayaningrat)
• 1858-1881 : Sultan Ahmad Nasiruddin Ratu Inga Dilaga (Panembahan Prabu)
• 1881-1885 : Sultan Muhammad Muhieddin bin Abdul Rahman
• 1885-1899 : Sultan Ahmad Zainuddin Ratu Sri Ingalaga
• 1900-1904 : Sultan Thaha Saifuddin Agung Sri Ingalaga (Pangeran Ratu Jayaningrat)
• 1906 : Dibubarkan Belanda

Sejarah Kesultanan Jambi
1. Pendirian Kesultanan Jambi
Dilansir dari sumber yang sama, Kerajaan Jambi didirikan pada tahun 1460 oleh Datuk Paduko Berhalo bersama istrinya, Putri Selaras Pinang Masak. Walaupun Kerajaan Jambi terletak di Pulau Sumatera akan tetapi masih di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur.
Pada akhir abad ke-16, runtuhnya Kerajaan Majapahit yang bersamaan dengan hadirnya agama Islam di Jambi, menjadi awal mula berdirinya Kesultanan Jambi.
Pada tahun 1615 Kerajaan Jambi resmi menjadi Kesultanan Jambi setelah Pangeran Kedah naik Tahta dan menggunakan gelar Sultan Abdul Kahar.

Baca Juga :  Fadhil Arief Lantik Pejabat ASN Pemerintah Kabupaten Batanghari

2. Masa Kejayaan Kesultanan Jambi
Pada pertengahan abad ke-16, para penguasa di Jambi mengadakan perdagangan lada dengan bangsa Portugis, Inggris, dan Belanda. Perdagangan tersebut juga melibatkan Bangsa Melayu, China, Jawa dan Makassar.
Akibat kegiatan perdagangan tersebut ekonomi Kesultanan Jambi menjadi Makmur dan mampu membawa kesultanan menuju masa kejayaan di bawah Sultan Abdul Kahar. Sultan Jambi pertama ini berhasil memonopoli perdagangan lada dan pengenaan bea ekspor.
Pada tahun 1616, Ibu Kota Jambi dipandang sebagai Pelabuhan terkaya kedua di Sumatera setelah Aceh, dan berdasarkan data VOC Sultan Jambi mendapatkan keuntungan sebesar 30-35% dari hasil penjualan lada.

3. Keruntuhan Kesultanan Jambi
Sultan Abdul Kahar memilih turun takhta dan digantikan oleh Pangeran Depati Anom atau Sultan Agung pada 1643. Sejak saat itu VOC melakukan perjanjian pertama dengan Kesultanan Jambi hal inilah yang perlahan membawa kemunduran bagi Kesultanan.
Kesultanan Jambi pun mulai kehilangan kedudukannya sebagai Pelabuhan lada utama setelah pertempuran dengan pihak Johor, pada 1680-an. Campur tangan Belanda dalam politik di Kesultanan membuat Jambi semakin terpuruk hingga rakyatnya dilanda kemiskinan.
Pada 1855, Sultan Mazaruddin wafat kedudukannya sebagai sultan pun digantikan oleh putranya, Taha Safiuddin. Pada masa kepemimpinan Sultan Taha, dia selalu menghindar dan menolak perjanjian dengan Belanda.
Pada 1858, Belanda yang marah dengan perlakuan tersebut melakukan serangan hingga berhasil menguasai istana, akan tetapi Sultan Taha berhasil melarikan diri dari serangan tersebut. Sehingga Panembahan Prabu diangkat oleh Belanda menjadi pemimpin yang baru dengan gelar Sultan Ahmad Nazaruddin.
Pada 1899, Kesultanan Jambi yang sebelumnya sempat dipimpin oleh beberapa sultan di bawah pengaruh Belanda pun mengalami kekosongan kekuasaan, setelah Sultan Zainuddin dicopot oleh Belanda. Seorang residen pun ditempatkan oleh Belanda untuk menduduki posisi sultan.
Pada 1904, Sultan Taha dibunuh oleh Belanda dan menjadi akhir riwayat Kesultanan Jambi. Pada 1906, Kesultanan Jambi pun resmi dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Lalu pada tahun 2012, Sultan Abdurrachman Thaha Syaifuddin dinobatkan sebagai penerus Kesultanan Jambi sebagai simbol adat dan tidak memiliki kekuatan politik.

Baca Juga :  Gubernur Al Haris Dorong Pembangunan Jembatan Sungai Rambut Tanjab Timur

Peninggalan Kesultanan Jambi
Berikut adalah beberapa peninggalan Kesultanan Jambi :
1. Makam Taman Rajo-Rajo: Makam ini merupakan tempat tertutup yang berisi beberapa makam raja-raja Jambi
2. Masjid Agung Al-Falah Jambi: Masjid ini merupakan masjid besar yang dibangun oleh Sultan Abdul Kahar pada abad ke-17
3. Istana Abdurrahman Thaha Saifuddin: Istana ini merupakan sebuah bangunan yang digunakan sebagai istana oleh Sultan Thaha Saifuddin, sultan terakhir kesultanan Jambi
4. Rumah Batu: Rumah ini merupakan sebuah bangunan yang dibangun dari batu dan merupakan salah satu bangunan yang tertua di Kota Jambi
Lokasi Kesultanan Jambi
Lokasi kesultanan Jambi terletak di Provinsi Jambi, Indonesia. Kesultanan ini berbatasan dengan Kerajaan Indragiri dan kerajaan-kerajaan Minangkabau seperti Siguntur dan Lima Kota di utara, serta di selatan berbatasan dengan Kesultanan Palembang (kemudian Keresidenan Palembang). Ibukota kesultanan Jambi adalah Tanah Pilih, yang sekarang dikenal sebagai Kota Jambi.
Itulah tokoh-tokoh dalam Kesultanan Jambi beserta sejarah serta peninggalannya. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

KENALI.CO.ID/ FAREL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *