Kenali.co.id., Jakarta-Pemerintah Pusat melalui MenteriKoordintaor (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 414 Triliun untuk melanjutkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2022.
Menko Airlangga menyebut, dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 diperlukan strategi khusus yang dapat diimplementasikan di dalam negeri dan dengan menyesuaikan kondisi yang terjadi pada perekonomian global.
“Pengendalian pandemi masih akan menjadi prioritas utama di 2022, dimana kesuksesan dalam mengatasi lonjakan akibat varian Delta di pertengahan tahun lalu akan menjadi pembelajaran berharga dalam mengatasi varian Omicron.
Dengan demikian, momentum pemulihan ekonomi juga dapat terus dijaga melalui pengendalian kondisi sektor kesehatan,” sebut Menko Airlangga dalam acara “Standard Chartered Global Research Briefing 2022” secara virtual di Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Dikatakan, selain pengendalian dari sisi kesehatan, kelanjutan program PEN akan mendorong front-loading dan melanjutkan elemen fleksibilitas untuk menyesuaikan situasi pandemi. Program PEN juga akan meningkatkan daya beli masyarakat dan menjaga keberlangsungan sektor bisnis.
Aktivitas manufaktur dan indeks kepercayaan konsumen bertahan di level ekspansi. Hal ini sejalan dengan penjualan ritel yang juga meningkat akibat bertambahnya permintaan. Pelonggaran mobilitas masyarakat yang disertai penerapan protokol kesehatan tetap akan mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi tahun ini,” ungkap Menko Airlangga.
Disebutkan, sinyal pemulihan ekonomi dunia sudah mulai terlihat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Perekonomian global diproyeksikan akan tumbuh sebesar 4,3%-4,9% (yoy) di 2022. Perekonomian Indonesia sendiri berhasil tumbuh positif pada Kuartal II dan III tahun lalu. Pertumbuhan tersebut diproyeksikan akan terus meningkat yang terlihat dari perkembangan beberapa indikator utama.
Ia mengatakan, fundamental ekonomi nasional juga diperkuat dengan perbaikan di sektor eksternal dan keuangan. Neraca perdagangan mampu menghasilkan surplus untuk 19 bulan berturut-turut dan penanaman investasi di dalam negeri pun meningkat di tahun 2021. Sementara itu, kebijakan moneter yang akomodatif menyebabkan perluasan penyaluran kredit dengan rasio kredit macet berada di kisaran 3%.(*)