Kenali.co.id,Jambi– Terjadinya bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3), Polri dan jajaran meningkatkan kewaspadaan. Termasuk di Jambi. Kapolda Jambi
Irjen Pol A Rachmad Wibowo memerintahkan seluruh Polres/Polresta meningkatkan kewaspadaan di wilayah masing masing.
Salah satu objek yang menjadi fokus penjagaan polisi adalah tempat tempat ibadah umat kritiani. “Seluruh jajaran kepolisian beserta instansi terkait dan masyarakat di Provinsi Jambi untuk meningkatkan kewaspadaan. Penjagaan di tempat ibadah umat kristiani dan umat lainnya kita perketat,” kata Kapolda Jambi Irjen Pol A Rachmad Wibowo, melalui Kabid Humas Polda Jambi Kombes Pol Mulia Prianto.
Mantan Kapolres Batanghari dan Kapolres Muaro Jambi itu juga mengharapkan peran serta dari tokoh agama, tokoh adat, ormas, tokoh pemuda, dan instansi terkait lainnya untuk mencegah peristiwa serupa terjadi di Jambi. Dia juga berharap, peran aktif masyarakat untuk melaporkan kepada pihak aparat penegak hukum apabila ada aktivitas masyarakat yang mencurigakan agar bisa ditindak maupun dicegah.
Polda Jambi juga mengutuk aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar tersebut. “Perbuatan tersebut adalah terkutuk dan biadab, serta kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Mulia.
Pantauan di lapangan, pasca kejadian di Gereja Katedral Makassar aparat kepolisian bersenjata lengkap langsung diturunkan melakukan pengamana kegiatan peribadatan di sejumlah gereja dalam Kota Jambi. Salah satu tempat ibadah yang dijaga adalah Gereja HKBP di kawasan Kotabaru. Terlihat sejumlah petugas kepolisian bersenjata lengkap berjaga di sekitar gereja.
Seperti diketahui, ledakan bom bunuh diri, di depan Gereja Katedral, Makassar, terjadi pada Minggu (28/3) pagi sekitar pukul 10.20 WITA. Akibat kejadian itu, 14 orang luka-luka.
Polri menduga, jumlah pelaku pengeboman sebanyak dua orang.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan, sampai saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan pasca terhadinya ledakan bom di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawei Selatan. Dia menyebut, terdapat pengendara motor yang berboncengan ingin masuk ke dalam kawasan gereja.
“Kita mendapatkan informasi ada dua orang yang berboncengan menggunakan kendraan sepeda motor matic. Kemudian terjadi ledakan di depan pintu gerbang Katedral,” kata Argo di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Minggu (28/3).
Ia menjelaskan, kedua terduga pelaku yang berboncengan ini berusaha masuk ke pintu gerbang Katedral. Saat itu, kegiatan ibadah pagi sudah selesai dan jamaah ingin keluar dari gereja. “Jadi pada awalnya memang pelaku diduga menggunakan roda dua mau memasuki pelataran pintu gerbang dari katedral, yang kebetulan jam tersebut sudah selesai daripada kegiatan misa dan kemudian karena melihat banyak yang keluar dari gereja. Memang saat ini tidak full, sesuai dengan protokol kesehatan itu separuh dari jemaah yang hadir di gereja itu,” ucap Argo.
Argo menyebut, petugas gereja sempat menghalau kedua terduga pelaku itu untuk memaasuki kawasan gereja. Saat dilakukan penghalangan, bom seketika langsung meledak.
“Tentunya dari dua orang tadi yang mau masuk dicegah oleh sekuriti gereja dan kemudian terjadi lah ledakan itu,” ungkap Argo.
Menurutnya, berdasarkan informasi yang didapat, motor yang diduga dikendarai terduga pelaku ikut meledak dan terbakar. Pada lokasi kejadian juga ditemukan potongan tubuh, yang diduga merupakan pelaku pengeboman.
“Dari informasi di lapangan ditemukan kendaraan yang sudah hancur dan kemudian juga ada beberapa potongan daripada tubuh yang tentunya ini menjadi bagian penyidik kepolisian untuk meyakinkan potongan tersebut,” katanya.
Oleh karena itu, Polri akan melakukan pendalaman terkait dugaan dua orang pelaku penyerangan. Pendalaman ini dilakukan dengan memeriksa body part yang ditemukan di tempat kejadian perkara. “Diduga dua orang, ada temuan berapa potongan dari dua orang,” pungkas Argo.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik terkait serangan teror bom bunuh diri di Gereja Katerdral Makassar, Minggu (28/3) pagi. Sigit memastikan, aparat keamanan saat ini tengah melakukan penyelidikan terkait serangan teror tersebut.
Sekaligus mendalami untuk mengetahui jaringan teroris yang menaungi para pelaku. “Kami sedang dalami dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Masyarakat tidak usah terlalu panik, kami sedang dalami pelakunya,” ujar Sigit seperti dikutip PojokSatu (Jawa Pos Group), Minggu (28/3).
Ia menegaskan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri tidak akan berhenti menindak para pelaku teror dan jaringan teroris di Indonesia. Sigit juga menekankan komitmen Polri untuk memberantas jaringan-jaringan teroris tersebut. “Korps Bhayangkara menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) usai aksi tersebut,” tekan Sigit.(ist/jpg)