Kenali.co.id, JAMBI – MUARABUNGO – Sebanyak 14 pengurus Partai Perindo diketahui mengundurkan diri secara serentak. Ironisnya, pengunduran disampaikan di hadapan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Provinsi Jambi Hendry Attan.
Informasi yang didapat Metro Jambi pada Rabu (29/12), pengurus yang memutuskan mundur tersebut berasal dari 13 dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di 17 kecamatan plus seorang pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
Semua pengurus mengundurkan diri sekaligus menyatakan mosi tidak percaya di atas kertas bermaterai 10.000. “Ya, saya sudah mengundur diri dari partai yang saya cintai. Saya lagi fokus dengan usaha,” ujar Edi Yanto, salah satu politisi Perindo yang mengundurkan diri itu.
Edi Yanto yang akrab disapa Edi Asia mengumumkan pengunduran dirinya di akun media sosial miliknya. Hanya saja, dia tidak menyebutkan alasan pengunduran dirinya bersama 13 pengurus lainnya itu.
Ketua DPD Perindo Kabupaten Bungo Syafarudin saat dihubungi membenarkan adanya kisruh di tubuh partainya. Akan tetapi, kata dia, semua sudah teratasi dengan baik. “Ya, Ndo, biasalah kisruh Partai,” ujarnya.
Menurut dia, kisruh tersebut tampak disengaja oleh kelompok “penghianat partai” untuk menggulingkan dirinya. Bahkan, dia blak-blakan menyebut kelompok tersebut dipimpin oleh Edi Asia.
Menurut Syafaruddin, sebanyak 13 pengurus DPC sudah menyatakan sikap kembali ke parpol dan sudah dibuatkan SK. “Edi Asia dan ketua DPC Rantau Pandan dan DPC Bungo Dani sudah kita pecat,” tegasnya.
Ia berharap ke depan tidak ada lagi “penghianat” di tubuh partainya. Pasalnya, partainya menargetkan menjadi pemenang, baik di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat.
Sekretaris DPW Partai Perindo Provinsi Jambi Eko Harwanto mengaku sudah mendapat informasi soal gesekan antar pengurus DPD Perindo Kabupaten Bungo.
“Memang ada beberapa pengurus DPD Bungo, mungkin ada yang tidak pas bagi mereka dengan Ketua DPD. Jadi mereka berpindah partai. Ada gesekan dengan pengurus lain dan hengkang ke partai lain,” katanya.
Eko mengatakan, mereka keluar dari Perindo bukan tidak suka dengan partai Harry Tanoe ini, tapi karena ada gesekan dengan ketua. “Tidak ada masalah, cuma tidak ada keharmonisa dengan ketua,” tegasnya.
DPW sendiri, kata Eko, sudah mencoba memediasi dan mempertemukan mereka untuk menyelesaikan persoalan di internal kepengurusan, tetapi terulang lagi. “Sudah dimediasi, tapi berulang lagi gesekan itu,” katanya.
Namun Eko menghormati keputusan itu karena menurutnya itu merupakan hak mereka untuk keluar dari pengurus DPD. “Tapi, ada 13 orang kembali bergabung memperkuat struktur,” pungkasnya. (Dhea/Kenali.co.id)