JAMBI  

Pernah Ngamuk di Jambi, Ini Tips Agar Terhindar dari Terkaman Harimau

Kenali.co.id, Jambi – Warga Desa Pungut, Kerinci, Jambi digegerkan dengan kehadiran 7 harimau yang turun gunung. Harimau itu bahkan menyerang dan melukai seorang petani karet. Lantas, jika bertemu harimau jambi, bagaimana tips menghindari terkaman?

Peneliti Mamalia LIPI Maharadatun Kamsi menyebut harimau sensitif terhadap bunyi-bunyian dan satwa yang paling efisien dalam berburu. Dia menyarankan agar warga bepergian secara berkelompok. Datun juga menyarankan agar warga memakai topeng pada sisi kepala bagian belakang.

“Ketika kita pergi itu usahakan jangan sendirian, ramai-ramai itu lebih aman. Kemudian bepergian itu kita bikin suara, kegaduhan aja, entah kaleng yang dipukul, biasanya mercon dia agak takut,” kata Datun saat berbincang, Sabtu (26/5/2018).

“Yang menarik sifat harimau itu menerkam dari belakang, dan yang diterkam itu bagian fatal kayak leher. Dia itu karena sifatnya menerkam dari belakang, merupakan binatang satwa yang sangat efisien (dan menyasar) titik lemah mangsa. Strateginya biar dia bingung, pakai topeng di belakang kita. Di India sering dilakukan seperti itu,” terangnya.

Datun menjelaskan memang butuh ketenangan saat menghadapi harimau. Datun mengingatkan jangan sampai saat panik dan lari saat bertemu harimau.

“Kalau ketemu langsung, ini memang butuh ketenangan dan kematangan kita ya. Ketika lari harimau melihatnya ‘ini mangsa saya akan saya terkam’, dan harimau merasa lebih kuat. Otomatis akan dikejar, harimau ini pemanjat ulung, kalau kita ketakutan dan naik pohon risikonya tidak mampu atau malah terjatuh karena panik,” katanya.

“Yang penting jangan panik, jangan lari tapi jaga jarak. Usahakan kita dalam posisi lebih kuat, lebih berwibawa dari dia, dia akan kalah. Kalau tenang kita pergi dilengkapi tongkat, 2 meteran itu secara psikis akan membuat harimau kalah,” pesan Datun.
Datun menambahkan harimau merupakan satwa yang aktif pada pagi hari dan saat remang-remang atau sehabis maghrib. Sebab, harimau menyesuaikan aktivitasnya dengan mangsanya.

Baca Juga :  Program Bangkit Berdaya, 7 RT Dapat Pengerjaan Jalan

“Jam aktif itu selepas maghrib, remang-remang, kemudian pagi hari saat keluar dari sarang. Karena aktivitas itu tergantung dari mangsanya juga. Kalau mangsanya seperti rusa, babi hutan dia aktifnya malam, ketika dia akan memangsa kijang atau kancil dia akan bergerak siang hari,” paparnya.
Dia menambahkan saat berada di kawasan hutan dan mendengar teriakan monyet atau primata berteriak-teriak dan naik ke pohon bisa jadi tanda kemunculan harimau. Datun juga meminta warga setempat waspada jika anjing merasa ketakutan dan menekukkan ekornya ke dalam kedua kaki belakangnya.

Datun menjelaskan harimau sebenarnya satwa yang soliter alias tidak berkelompok. Meski begitu, kemunculan harimau secara berkelompok sebelumnya juga pernah terjadi.

“Harimau sebetulnya soliter, mereka teritorial tapi tidak kuat. Jjadi seekor jantan home range 100 kilometer persegi, di bawahnya itu pejantan harimau dewasa membawahi 3-4 betina dewasa, karena daerah jelajah betina lebih sedikit sekitar 30 meter persegi. Mereka tidak dalam artian membentuk koloni kuat, jantan-betina bertemu pas musim kawin saja,” terangnya.
Kemunculan harimau secara berkelompok itu, menurut Datun, terjadi karena dalam keadaan terdesak. Apalagi saat musim kemarau banyak tumbuhan kering, dan banyak hewan buruan bermigrasi ke tempat lain.

“Mereka kan harus hidup, cari makan yang paling mudah ya masuk ke perkampungan itu,” ujarnya. (Yusuf/kenali.co.id)