JAMBI, NEWS  

Santri Meninggal di Ponpes Raudhatul Mujawwidin

Santri Meninggal di Ponpes Raudhatul Mujawwidin. Keluarga Korban Langsung Minta Autopsi di RS STS Tebo
Keluarga Korban Langsung Minta Autopsi di RS STS Tebo

KENALI.CO.ID – Seorang santri bernama Airul berusia 13 tahun meninggal dunia di Ponpes Raudhatul Mujawwidin.  Kabar meninggalnya santri tersebut di mata keluarga  ada yang janggal. Keluaraga korban  merasa ada yang aneh.

Kematuan Santri tersebut  pihak Ponpes tidak langsung menghubungi keluarga saat anaknya di nyatakan meninggal dunia. Karena itu keluarga korban langsung membawakan mayat untuk di autopsi.

Di ketahui santri  Airul berusia 13 tahun. Dia mondok di Ponpes Raudhatul Mujawwidin di Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.

Airul di nyatakan meninggal dunia pada Selasa 14 November 2023 dengan dugaan tersetrum aliran listrik saat menjemur pakaian di atas atap ponpes.

Namun ayah almarhum, Salim Harahap menduga, ada kejanggalan atas kematian anaknya ini.

Karena saat meninggal, pihak Ponpes langsung buru-buru memandikan dan mengafani jenazah tanpa memberitahu keluarganya terlebih dahulu.

Padahal, ia sering berkomunikasi dengan pengajar di Ponpes tersebut.

“Saya hubungi pihak Ponpes tidak mengangkat, bahkan tidak menghubungi balik. Bahkan pihak Ponpes ngomong kesetrum pun tidak ada ngomong dengan saya. Setelah itu katanya anak ini sudah di mandikan dan di kafankan.

Seharunya saya sebagai orang tua anak, kalau terjadi apa-apa dengan anak saya mereka harus menghubungi saya dulu.

 

Tidak Terima Karena Tidak Dihubungi

Saya tidak terimanya disitu. Ada apa ini? seharusnya apapun yang terjadi dengan anak saya, wajib menghubungi saya kecuali mereka tidak ada nomor saya. Saya sering menghubungi guru di Ponpes itu,” ujar Salim Harahap, orang tua korban.

alim Harahap juga mengatakan, bahwa ia langsung meminta kepada pihak Rumah Sakit Sultan Thaha Saipuddin untuk melakukan autopsi anaknya.

Baca Juga :  Kepergok Ngambil Hasil Curian di Semak-semak, Pria di Jambi Diamuk Massa. Yang Dicurinya Ternyata Beras

Al hasil, saat kain kafan anaknya di buka, ternyata di temukan luka di sejumlah tubuh dan bibir anaknya. Hal ini semakin memperkuat dugannya, bahwa telah terjadi kejanggalan atas kematian Airul.

Sementara itu, salah seorang tenaga pendidik sekaligus Pengurus Ponpes Raudhatul Mujawwidin, Ahmad Karimudin mengaku, mendapat informasi dari tenaga pendidik ponpes sekitar pukul 06.30 WIB. Jika ada musibah.

salah satu santri meninggal dunia karena tersetrum listrik. Dirinya langsung datang ke RS STS Tebo untuk memastikan.

“Kira-kira jam 06.30 kita dapat kabar kawan kita yang ada di Pondok di Rumah Sakit Tebo. ‘pak ada musibah, saya sekarang di Rumah Sakit ada anak yang tersengat listrik dan sekarang sudah dipanggil Allah SWT’. Setelah itu telpon langsung saya tutup dan langsung menuju ke Rumah Sakit,” tutur Ahmad Karimudin.