KENALI.CO.ID/KESEHATAN – Kasus pertusis atau batuk rejan sedang jadi sorotan. Dokter pun membeberkan kelompok orang yang rentan tertular batuk rejan.
Batuk rejan disebabkan bakteri Bordetella pertussis yang memicu batuk selama berbulan-bulan.
Anggraini Alam, dokter spesialis anak, menuturkan bakteri ini memiliki lima toksin yang mengakibatkan saluran napas lumpuh.
Pasien tidak bisa mengeluarkan dahak, kuman menetap, dahak banyak dihasilkan tapi enggak bisa keluar. Bayangkan itu terjadi berbulan-bulan,” kata dokter yang akrab disapa Anggi ini dalam webinar bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jumat (23/8).
Gejala batuk rejan
Batuk rejan dapat ditandai dengan gejala klinis berupa batuk selama sekitar dua minggu dan setidaknya diikuti dengan salah satu gejala berikut:
1. Batuk paroksismal atau batuk yang keras dan tidak terkendali, melelahkan dan menimbulkan nyeri.
2. Napas dalam dan terasa sakit.
3. Muntah di sela batuk tanpa sebab yang jelas.
Pada bayi, anak-anak dan remaja, gejalanya sebagai berikut:
1. Bayi: diare, kesulitan menyusu
2. Anak-anak: sesak napas, mengi, demam, kulit kemerahan dan hangat, suara serak
3. Remaja: batuk lebih dari dua minggu dan disertai leher seperti dicekik, sakit kepala berat, muntah
Orang paling berisiko tertular batuk rejan
Batuk rejan sangat mudah menular lewat droplet saat pasien batuk dan bersin.
Anggi menyebut saat satu orang terkena batuk rejan, ia bisa menularkan ke tujuh orang lainnya.
Komplikasinya tidak main-main sebab bisa sampai fatal di mana angka kematian akibat batuk rejan sampai 4 persen.
Orang-orang berikut sangat rentan tertular sehingga perlu lebih waspada.
1. Bayi
2. Ibu hamil
3. Orang yang tinggal di asrama atau pesantren
4. Orang dengan immunocompromised (daya tahan tubuh menurun)
5. Belum imunisasi atau belum mengulang imunisasi
Sangat penting untuk melengkapi imunisasi terutama pada bayi atau anak-anak.
Pencegahan batuk rejan atau pertusis lewat imunisasi DTP yang mulai diberikan di usia 2, 3, 4 bulan. Setelah imunisasi primer, dilanjutkan booster di usia 18 bulan, periode usia 5-7 tahun dan dianjurkan di periode usia 10-18 tahun.
Dari data survei Kementerian Kesehatan 2024, suspek pertusis ada sebanyak 1.017 orang. Sebanyak 72 persen di antaranya tidak diimunisasi.
kenali.co.id/nurmeinija