KOTA BHARU, KENALI.CO.ID – Tiga film yang mengangkat budaya dan kearifan lokal Jambi berhasil diputar di Kota Bharu, Malaysia, dan mendapatkan apresiasi dan antusias dari para penonton.
Pemutaran film ini memunculkan banyak pertanyaan dari penonton yang penasaran, karena film-film tersebut dianggap berbeda dari film pada umumnya.
Hal ini tidak lepas dari cara film tersebut mengangkat isu budaya dan kehidupan lokal masyarakat Jambi, yang jarang dijadikan tema utama dalam perfilman.
Berbeda dengan film-film kebanyakan yang mengusung genre horor, sosial, atau lingkungan, tiga film ini lebih fokus pada budaya dan keseimbangan hidup masyarakat Jambi dengan alam.
Isu-isu ini rupanya menarik perhatian besar dari penonton, terutama dari mereka yang ingin belajar lebih banyak tentang kehidupan berkomunitas di Jambi.
Pembuat film terkenal asal TaiwanTertarik
Salah satu pembuat film terkenal asal Taiwan, Jun, yang hadir dalam pemutaran film tersebut, mengaku sangat tertarik dengan bagaimana komunitas di Jambi berkembang dan hidup berdampingan dengan alam.
“Saya sangat tertarik dengan bagaimana masyarakat di Jambi hidup. Mereka memiliki cara hidup yang seimbang dengan alam, dan saya ingin belajar lebih banyak dari komunitas di sana,” ujar Jun.
Tidak hanya dari segi tema, para penonton juga memuji kemampuan akting para pemain film yang sebagian besar adalah penduduk lokal Jambi.
Menurut Jun, para pemain sangat natural dan berhasil menggambarkan kehidupan masyarakat Jambi dengan apik. “Para pemainnya sangat natural, mereka tampak bahagia dan bangga dengan budaya mereka. Ini yang membuat film ini sangat autentik,” lanjutnya.
Menarik perhatian para penonton
Selain itu, pemandangan alam Jambi yang ditampilkan dalam film juga menarik perhatian para penonton. Sungai Batanghari, yang merupakan salah satu ikon budaya masyarakat Melayu di Jambi, dipuji karena keunikannya.
“Sungai Batanghari sangat menarik, terutama karena masyarakat Melayu di Jambi memiliki hubungan yang erat dengan sungai ini. Kehidupan mereka tak bisa di lepaskan dari sungai,” kata Jun.
Ia juga mengungkapkan kekagumannya terhadap rumah-rumah panggung yang banyak ditemukan di Jambi. “Rumah-rumah panggung di Jambi sangat menarik. Ketika terjadi banjir, mereka bisa menggunakan perahu, dan sepertinya mereka sangat menikmati kehidupan tersebut,” ungkapnya.
Kesan positif dari Jun serta para penonton lainnya terhadap film ini di harapkan dapat membuka jalan bagi perfilman negeri ini untuk lebih dikenal di kancah internasional.
Kehidupan dan budaya di Jambi
Terlebih, apresiasi yang tinggi terhadap film dengan tema budaya lokal ini menunjukkan bahwa masyarakat luar negeri
mulai tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang kehidupan dan budaya di Jambi.
Dengan adanya pemutaran film ini, di harapkan juga dapat menjadi inspirasi bagi para sineas lokal untuk terus berkarya
dan mengeksplorasi kekayaan budaya daerah mereka dalam bentuk film.
Jambi, dengan segala keunikan budaya dan alamnya, memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu daerah penghasil film berkualitas
yang mampu menarik perhatian dunia.
Ini adalah langkah awal yang baik bagi perfilman Jambi untuk terus berkembang dan mendapatkan tempat di hati penonton internasional.