Ukraina Menyatakan Keadaan Darurat, Tank Rusia Masuk Ukraina Timur

Ukraina

Kenali.co.id, NASIONAL Ukraina mengumumkan keadaan darurat pada Rabu, 23 Februari 2022, saat Moskow mengatakan Donetsk dan Luhansk yang baru memisahkan diri dari Kyiv minta bantuan mengusir musuh.

Parlemen telah menyetujui deklarasi keadaan darurat di seluruh negeri, kecuali dua wilayah Ukraina timur yang sudah diberlakukan sejak 2014.

Presiden Volodymyr Zelenskiy mengusulkan untuk memberlakukan keadaan darurat nasional pada Rabu pagi, saat negara itu bersiap menghadapi kemungkinan serangan militer skala besar dari Rusia.

Keadaan darurat mulai berlaku pada Rabu tengah malam waktu setempat. Ini akan berlangsung selama 30 hari dan dapat diperpanjang selama 30 hari lagi.

Deklarasi tersebut berarti bahwa Ukraina dapat memberlakukan pembatasan pada kebebasan bergerak dari cadangan wajib militer dan pembatasan pada distribusi informasi dan media, serta memperkenalkan pemeriksaan dokumen pribadi. Mandat ini juga memberi pihak berwenang hak untuk memberlakukan jam malam dan melarang pertemuan massal dan pemogokan.

Rusia kirim pasukan ke Ukraina timur

Pertempuran meningkat di timur Ukraina, di mana Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah separatis sebagai negara merdeka dan memerintahkan pengerahan apa yang disebutnya penjaga perdamaian. Tindakan Moskow ini dianggap Barat sebagai awal invasi.

Konvoi peralatan militer, termasuk sembilan tank, bergerak menuju Donetsk dari arah perbatasan Rusia, seorang saksi mata melaporkan.

Namun masih belum ada indikasi yang jelas apakah Putin akan melancarkan serangan massal ke Ukraina dengan puluhan ribu tentara yang dia kumpulkan di dekat perbatasan.

Sebanyak 80 persen dari pasukan yang dikumpulkan berada dalam posisi siap tempur, kata seorang pejabat senior pertahanan AS.

Para pemimpin dari dua daerah yang memisahkan diri itu telah mengirimkan “permintaan kepada Putin untuk memberikan bantuan guna mengusir agresi dari angkatan bersenjata Ukraina,” kantor berita Rusia mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Rabu.

Baca Juga :  Hadiri Jalan Sehat di Bali, Ganjar Pranowo Jadi Buruan Swafoto Masyarakat

Foto seruan terpisah dari kepala dua daerah separatis juga diposting oleh Tass.

“Saya meminta bantuan untuk mengusir agresi militer rezim Ukraina terhadap penduduk Republik Rakyat Donetsk,” kata Denis Pushilin, yang mengepalai wilayah Donetsk yang diakui oleh Moskow.

Ditanya tentang langkah itu, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, “Seperti yang telah kami katakan sejak awal, akan ada serangkaian operasi bendera palsu.”

“Ini adalah contohnya. Itu menunjukkan bahwa mereka merasa di bawah ancaman. Oleh siapa? Orang-orang Ukraina yang diancam akan diserang oleh Rusia?”

Rusia secara konsisten membantah rencananya untuk menyerang tetangganya.

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada perusahaan yang bertanggung jawab membangun pipa gas Nord Stream 2 Rusia dengan menargetkan perusahaan dan pejabat perusahaannya.

“Langkah-langkah ini adalah bagian lain dari tahap awal sanksi kami sebagai tanggapan atas tindakan Rusia di Ukraina. Seperti yang telah saya jelaskan, kami tidak akan ragu untuk mengambil langkah lebih lanjut jika Rusia terus meningkat,” kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden.(Fina/kenali.co.id)